Thursday, January 27, 2011

bohong dan kehidupan

Mungkin tak ada keakraban yang lebih kekeluargaan dalam sejarah ilmu selain statistika dan ilmu sosial. Memahami dinamika kehidupan sosial adalah berkecimpung dengan statistika, kecuali jika perbincangan memang disengaja akan tenggelam dalam debat kusir tautologis yang membosankan, atau sekadar fiksi yang menarasikan, jika bukan poetika yang melukiskan.


Malangnya, sejak ratusan tahun lalu, sejarah sudah mempersaksikan bahwa statistik seringkali jadi sebuah media kebohongan yang paling halus setelah bohong, dan kebohongan terkutuk - lies, damned lies, and statistics, kata pujangga Mark Twain.

Tapi mungkin sudah demikian suratan takdinya. Memahami cara berbohong memiliki risiko menjadi pembohong paling handal. Dan jika memahami cara berbohong adalah sebuah alat untuk memahami kehidupan sosial yang sangat menarik ini, maka tak pelak, harus diakui, adalah hakikat ilmu pengetahuan untuk membongkar kebohongan ...meski dengan risiko terbongkarnya suatu bentuk kebohongan memberi peluang lahirnya kebohongan lain yang lebih canggih.

"Apakah pacarku bohong padaku?", "Apakah anakku terlibat pergaulan bebas dan narkoba?", "Apakah suamiku punya simpanan?", merupakan pertanyaan sehari-hari yang senantiasa hadir dalam hidup kita, hingga pertanyaan-pertanyaan berdampak besar seperti, "Apakah pengamat pasar modal di televisi itu sedang berbohong agar investor membeli saham yang disarankannya?", "Apakah politisi ini sungguh-sungguh peduli dengan nasib masyarakat yang diwakilkannya?", "Apakah tokoh agama ini benar-benar menjalankan apa yang didakwahkannya?".

Secara umum, kalau mau jujur, sebagian besar dari waktu kita hidup ini dihabiskan untuk menunjukkan apa-apa agar tak selalu sesuai sifat asalinya: mulai dari make-up hingga cara bicara, mulai dari potongan rambut hingga pilihan merk dan seri handphone, mulai dari senyuman hingga bagaimana kita berbelanja. Jika sains adalah sebuah alat untuk memahami dan mendekode misteri, maka kebohongan semesta alam dan sosial adalah misteri yang mesti kita bongkar. Ilmu pengetahuan mengajari kita bagaimana menjawab tantangan alam dan sosial, mereka-reka solusi terbaik dari ketidaktahuan kita, meski tentu bisa pula digunakan untuk membentuk kebohongan paling mutakhir!

Blog ini diketengahkan untuk agar kita berjalan bersama dan agar kita tak dibohongi oleh fakta. Ia bercerita mulai dari yang pelik hingga detail keseharian kita. Karena senjata terbaik untuk melawan kebohongan adalah pengetahuan...

Anda merasa sering dibohongi? ...mulai dari teman, sahabat, saudara, hingga para cendekia yang selalu arogan itu? Mari share bersama, kita mungkin bisa saling bantu, mention saya di Twitter, mungkin ada yang bisa kita lakukan bersama untuk ungkap kebohongan-kebohongan itu.

Blog ini untuk kita! Agar bersama kita bisa bilang, "Jangan bohongi aku!"