Tuesday, February 8, 2011

Dusta-dusta kecil di layar kaca


Artis, politisi, dan berbagai selebritis lainnya mungkin adalah profesi yang paling banyak bersentuhan dengan publik yang menyaksikannya. Seringkali berbohong, dalam pengertian menyembunyikan ekspresi emosi tertentu merupakan keharusan yang tak dapat dielakkan oleh mereka. Secara umum, kita mengetahui bahwa ketidaksesuaian antara apa yang dirasakan dalam hati dan apa yang diomongkan merupakan bentuk kebohongan yang paling sering terjadi. Bagi kita yang sering menonton infotainment atau wawancara (talkshow) politik, mungkin akan sering melihat bahwa subyek-subyek publik tersebut sangat sering berbohong dan malangnya, cara mereka memalsukan emosi yang mereka rasakan sering gagal untuk di-ekspresikan. Bagi anda yang ingin tahu sejauh mana para selebriti dan politisi tersebut menyembunyikan ekspresi emosional yang mereka rasakan, berikut beberapa ekspresi emosi yang seringkali gagal untuk dipalsukan. Jika anda cukup jeli, sebenarnya hal ini sangat mudah untuk dideteksi.

1. Kegembiraan yang "sopan"
Ekspresi gembira dengan senyum merupakan ekspresi yang paling sering salah untuk dipalsukan. Orang cenderung “menyunggingkan senyum” untuk menunjukkan emosi positif yang dimilikinya. Sebenarnya otot wajah yang aktif ketika seseorang tersenyum dengan tulus bukanlah otot di sekitar bibir, tetapi otot yang menarik ujung kiri dan kanan bibir ke atas dan otot penaik pipi dan pengecil kelopak. Jika otot ini aktif, maka cenderung aka nada keriput kecil di pelupuk dan ujung mata. Itu sebabnya ketika intensitas dari suatu hal yang menyenangkan tersebut tiba pada hal yang menggelikan sehingga membuat tawa yang terbahak-bahak, maka air mata sering keluar. Hal ini disebabkan otot pipi yang berkontraksi menekan kelenjar air mata yang ada di pipi bagian dalam dekat hidung sehingga air mata keluar.

Senyum tulus Presiden Yudhoyono (kiri) dan "senyum sopan" (kanan) untuk keperluan foto resmi.

Jadi ada "senyum sopan" dan "senyum jujur" yang terlihat dari otot-otot pipi yang aktif. Sebagai tambahan, senyum yang jujur selalu simetri antara wajah bagian kiri dan kanan dan biasanya tak pernah lebih dari 2 detik durasinya. Di sisi lain ekspresi “senyum sopan”, memang sering ditunjukkan oleh orang ketika berfoto dan tentunya oleh para politisi dan selebritis ketika berada di depan kamera.Sebenarnya, keliru jika agar ada senyum muncul fotografer mengajak obyek foto mengucapkan "cheese...", karena hanya akan memberi bentuk senyum di mulut. Agar lebih "tulus", sebenarnya obyek foto perlu diingatkan hal-hal yang lucu atau membuatnya geli sehingga senyumnya bisa terasa "lebih natural".

2. Rasa takut dan sedih
Pernahkah kita menemui orang yang berpura-pura takut? Mungkin sering. Seseorang yang sudah mengetahui sebuah informasi yang membuat anda sedih akan cenderung berpura-pura sedih ketika hendak mengungkapkan sebuah informasi tentang kesedihan pada anda. Politisi sering menarik simpati publik di depan kamera ketika hendak mengunngkap suatu peristiwa yang menakutkan dan atau menyedihkan dalam pidato-pidatonya, dan mereka sebenarnya seringkali gagal, karena ekspresi emosi mereka sebenarnya tidak sedang sedih. Baik rasa takut dan sedih mengaktifkan otot wajah otot dahi bagian tengah yang jika aktif naik dan memberi sedikit keriput horizontal di dahi bagian tengah dan otot di bagian atas antara mata yang jika aktif menyebabkan alis turun dan memberi keriput vertikal kecil di antara kedua mata.

Ekspresi Sedih Luna Maya dalam persidangan Ariel (otot aktif dengan panah merah) namun ia masih berusaha menunjukkan "senyum sopan"-nya (otot aktif dengan panah biru).

Hal ini secara evolusioner sebenarnya mudah untuk dijelaskan. Ekspresi emosional takut dan sedih biasanya merupakan perasaan hati yang muncul oleh adanya stimulus negatif. Secara biologis ancaman terbesar dari tubuh kita menyerang bagian yang terbuka dari wajah, yaitu mata, sementara perasaan sedih dan takut memiliki unsur penasaran atas obyek luar yang memberi stimulus takut/sedih tersebut. Karena itu, otot yang aktif adalah paduan dua fungsi tersebut: melebarkan cakrawala pandangan mata (dahi tengah) namun agak menipiskannya (otot dahi bawah di antara dua mata). Rasa takut dan sedih yang tidak mengaktifkan dua otot ini merupakan rasa takut yang palsu.

3. Antusiasme
Saat seseorang antusias dalam mengungkap sesuatu hal maka illustrator, berupa gerakan tangan, gerakan sedikit kepala dan bagian tubuh lain, cenderung juga makin tinggi intensitasnya. Seseorang yang palsu antusiasmenya justru menunjukkan penurunan frekeunsi aktifnya illustrator saat mengucapkan sesuatu. Yang mungkin paling sering kita dapat amati sehari-hari adalah ketika politisi yang dalam pidatonya hendak menunjukkan antusiasme dan empatinya pada sesuatu hal. Sangat sering terjadi illustrator para politisi ini justru menurun atau (paling sering terjadi di politisi Indonesia) illustrator yang terlambat atau muncul dalam waktu yang salah. Jika seorang politisi hendak membohongi audiensnya terkait antusiasmenya pada apa yang ia ungkapkan, seringkali illustrator-nya terlambat muncul, salah, atau malah menurun dari tatkala ia mengungkapkan hal-hal lain yang biasa.


Para pengamat dalam talkshow dengan berbagai "illustrator" mereka.

4. Hal-hal lainnya
Hal lain yang mungkin sering kita perhatikan di layar kaca adalah politisi atau selebriti yang menampilkan ekspresi wajah yang asimetris antara bagian kiri dan kanan wajahnya. Penelitian ilmu-ilmu perilaku (behavioral science) menunjukkan tingginya tendensi untuk tidak menunjukkan emosi yang sebenarnya ketika terjadi asimetri pada bagian kiri dan kanan wajah atau pangkal lengah (bahu) ketika hendak menyembunyikan emosi tertentu.

Hal ini secara evolusioner pada dasarnya dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa tubuh fisiologis kita pada dasarnya berusaha untuk “jujur” dalam mengungkapkan emosi dan perasaan hati tertentu, dan proses kultural dan sosial seringkali memaksa para selebriti dan politisi tersebut untuk “mengeluarkan energi lebih” agar emosinya tak terlalu termunculkan. Konflik antara apa yang fisiologis dan kultural inilah yang mungkin menyebabkan adanya asimetri pada sistem motorik kita.

Oke, sekarang mari kita menonton televisi dan menyaksikan bagaimana mereka bekerja keras menyembunyikan perasaan hati mereka. Selamat menikmati!